Santi Cazorla dan Kisah Pengabdian: Ketika Cinta Klub Lebih Penting dari Gaji – Santi Cazorla, maestro lini tengah asal Spanyol, kembali mencuri perhatian publik sepak bola dunia. Bukan karena gol spektakuler atau assist brilian, melainkan karena sikapnya yang langka di era sepak bola modern: rela menerima gaji minimum demi membela klub masa kecilnya, Real Oviedo. Di usia 40 tahun, Cazorla membuktikan bahwa cinta terhadap sepak bola dan loyalitas terhadap klub bisa mengalahkan segalanya—termasuk uang.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam perjuangan Santi Cazorla bersama Real Oviedo, keputusan mulianya untuk digaji rendah, serta dampaknya terhadap klub dan dunia sepak bola secara luas.
Kembali ke Akar: Real Oviedo, Rumah Pertama Sang Penyihir
Sebelum dikenal sebagai bintang Villarreal, Arsenal, dan Timnas Spanyol, Santi Cazorla adalah bocah lokal dari Llanera, Asturias, yang menimba ilmu di akademi Real Oviedo. Klub ini menjadi tempat pertama di mana bakatnya diasah dan mimpinya dimulai. Meski kariernya kemudian melesat ke level tertinggi, Cazorla tak pernah melupakan akar tempat ia berasal.
Pada 2023, setelah menjalani musim penuh kenangan bersama Al Sadd di Qatar, Cazorla memutuskan kembali ke Oviedo. Bukan untuk pensiun, melainkan untuk membantu klub masa kecilnya kembali ke kasta tertinggi sepak bola Spanyol.
Gaji Minimum: Bukti Cinta yang Tak Ternilai
Yang membuat keputusan ini begitu istimewa adalah fakta bahwa Cazorla menolak menerima gaji besar. Dalam wawancara, ia mengungkap bahwa dirinya bahkan siap bermain tanpa bayaran, namun aturan federasi tidak mengizinkan hal tersebut. Akhirnya, ia menyepakati kontrak dengan gaji minimum yang diperbolehkan, yakni sekitar €93.000 per tahun—jumlah yang sangat kecil dibandingkan standar pemain profesional di Eropa.
Tak hanya itu, Cazorla juga meminta agar 10% dari penjualan jersey atas namanya disumbangkan ke akademi Real Oviedo, sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan pemain muda.
> “Saya tidak datang untuk uang. Saya datang karena hati saya ada di sini,” ujar Cazorla dalam pernyataan emosional saat diperkenalkan kembali di Stadion Carlos Tartiere.
Peran Vital di Lapangan dan Luar Lapangan
Meski usianya tak lagi muda, kontribusi Cazorla di lapangan tetap luar biasa. Ia menjadi pengatur tempo permainan, mentor bagi pemain muda, dan pemimpin yang dihormati di ruang ganti. Dalam laga-laga penting, pelatih Veljko Paunovic kerap menjadikan Cazorla sebagai kartu truf dari bangku cadangan—seperti saat leg kedua playoff promosi melawan Almeria, di mana kehadirannya mengubah jalannya pertandingan.
Namun, pengaruh Cazorla tak hanya terbatas di lapangan. Ia juga menjadi ikon moral dan inspirasi bagi seluruh elemen klub. Keputusannya untuk kembali dan berkorban demi klub masa kecilnya membangkitkan semangat komunitas Oviedo dan memperkuat identitas klub sebagai simbol kebanggaan lokal.
Cedera Parah dan Kebangkitan: Kisah yang Menginspirasi
Sebelum kembali ke Oviedo, Cazorla sempat mengalami cedera parah yang hampir mengakhiri kariernya. Ia sempat absen lebih dari dua tahun akibat infeksi serius di pergelangan kaki, bahkan nyaris kehilangan kakinya. Namun, dengan semangat juang luar biasa, ia bangkit dan kembali bermain di level tertinggi bersama Villarreal dan Timnas Spanyol.
Kisah comeback-nya menjadi salah satu yang paling mengharukan dalam sejarah sepak bola modern. Dan kini, ia menutup kariernya dengan cara yang tak kalah mulia: mengabdi untuk klub yang membesarkannya.
Real Oviedo: Klub Tradisional yang Haus Promosi
Real Oviedo adalah klub bersejarah yang pernah tampil di La Liga, namun sempat terpuruk hingga ke divisi ketiga. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka berjuang keras untuk kembali ke papan atas. Kehadiran Cazorla menjadi katalis penting dalam misi tersebut.
Musim 2024/2025 menjadi titik balik. Dengan kombinasi pemain muda dan pengalaman Cazorla, Oviedo berhasil menembus babak playoff promosi. Meski belum pasti lolos ke La Liga, pencapaian ini sudah menjadi pencapaian luar biasa bagi klub yang sempat nyaris bangkrut dua dekade lalu.
Reaksi Publik dan Media
Keputusan Cazorla untuk menerima gaji rendah dan kembali ke Oviedo mendapat pujian luas dari publik dan media. Banyak yang menyebutnya sebagai contoh nyata dari “sepak bola yang masih punya jiwa”. Di media sosial, tagar seperti #GraciasCazorla dan #ElMagoDeOviedo sempat menjadi trending topic.
Para penggemar Arsenal dan Villarreal juga ikut memberikan dukungan, mengenang masa-masa indah bersama sang maestro. Bahkan, beberapa mantan rekan setimnya seperti Cesc Fàbregas dan Jack Wilshere menyebut Cazorla sebagai “panutan sejati”.
Kontras dengan Realitas Sepak Bola Modern
Di tengah era di mana pemain muda kerap mengejar kontrak besar dan klub-klub elite bersaing dengan tawaran gaji fantastis, kisah Cazorla menjadi oasis moral. Ia menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya soal uang, tetapi juga tentang identitas, loyalitas, dan cinta terhadap permainan.
Keputusannya juga menjadi kritik halus terhadap industri sepak bola yang semakin komersial. Cazorla membuktikan bahwa nilai sejati seorang pemain tidak diukur dari nominal kontraknya, tetapi dari dampak dan dedikasinya terhadap klub dan komunitas.
Warisan Abadi: Lebih dari Sekadar Pemain
Apa yang dilakukan Santi Cazorla bersama Real Oviedo akan dikenang jauh melampaui statistik dan trofi. Ia telah menulis babak spaceman predictor terakhir kariernya dengan tinta emas—bukan karena jumlah gol atau assist, tetapi karena ketulusan dan pengorbanannya.
Bagi generasi muda, Cazorla adalah contoh bahwa menjadi pesepak bola hebat bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal karakter. Dan bagi Real Oviedo, ia bukan hanya legenda, tetapi juga pahlawan yang kembali untuk menyelamatkan rumahnya.
Penutup: Sepak Bola Masih Punya Hati
Perjuangan Santi Cazorla bersama Real Oviedo adalah pengingat bahwa di balik gemerlap industri sepak bola, masih ada ruang untuk kisah-kisah penuh cinta dan pengabdian. Ia telah membuktikan bahwa harga diri dan kebahagiaan tidak selalu datang dari gaji besar, tetapi dari kesetiaan terhadap akar dan nilai-nilai sejati.
Dan ketika kelak ia benar-benar menggantung sepatu, dunia akan mengenangnya bukan hanya sebagai pemain hebat, tetapi sebagai manusia luar biasa yang memilih untuk membela klub kecil dengan hati besar.